BRMP Sulteng Kenalkan SIFORTUNA, SISCrop, Siap Tanam dan ArcGIS Field Maps
Sigi, 12 Agustus 2025 - BRMP Sulawesi Tengah mengenalkan SIFORTUNA, Siscrop, Siap tanam dan pemetaan lahan pertanian melalui kegiatan pendampingan program strategis Kementan yang dilaksanakan di BPP Bahagia, Kec. Palolo, Kab. Sigi. Hadir pada kesempatan itu Kepala BRMP Sulawesi Tengah Dr. Femmi Nor Fahmi, S.Pi., M.Si, Ketua Tim Kerja Program, Evaluasi dan Penerapan Modernisasi Pertanian Andi Dalapati, STP., MP, Danpos Palolo bersama Babinsa, Kepala BPP Bahagia bersama Penyuluh WK Kec. Palolo dan Kec. Nokilalaki serta perwakilan kelompoktani.
Saat pembukaan Kepala BRMP menyampaikan bahwa BRMP Sulawesi Tengah mempunyai Penugasan Khusus Menteri yaitu pendampingan swasembada pangan di Sulawesi Tengah. Olehnya itu BRMP Sulawesi Tengah terus berupaya untuk melakukan pengawalan untuk percepatan penanaman serta meningkatkan penerapan modernisasi pertanian sebagai wujud mendukung pencapaian swasembada pangan.
“Saya harap penyuluh dan TNI terus berkolabarasi dan bersinergi untuk mengawal program ini, sehingga swasembada pangan yang kita cita-citakan dapat terwujud”, ucapnya.
Khusus kepada para penyuluh, lanjut Kepala BRMP, kiranya terus meningkatkan kinerja pelaporan, baik melalui epusluh maupun manual ke Dinas dan BRMP selaku penanggungjawab.
Pada kesempatan itu, Tim BRMP Sulteng sebagai narasumber menyampaikan materi-materi tentang Sistem Informasi Forecasting OPT Nasional (SIFORTUNA), Sistem Informasi Standing Crop (SISCrop 2.0), Sistem Informasi Adaptif untuk Perencanaan Tanam (Siap Tanam) serta Pemetaan Lahan Pertanaman Padi Menggunakan Web Gis dan Smartphone.
Nurmasita Ismail dalam materinya menjelaskan SIFORTUNA merupakan media diseminasi informasi prakiraan serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) untuk komoditas pangan yaitu padi, jagung, kedelai serta aneka kacang dan umbi. Aplikasi ini merupakan hasil karya Balai Besar Peramalan OPT (BBPOPT) yang didalamnya berisi beberapa fitur antara lain prakiraan OPT, Evaluasi prakiraan dan Monitoring OPT. Dengan prakiraan ini dapat membantu petani untuk mengantisipasi adanya serangan OPT, sehingga dapat meminimalisir kerugian yang diakibatkan oleh serangan OPT tersebut.
Sementara itu, Muchtar memaparkan materi mengenai cara akses Siscrop 2.0 untuk mengetahui data fase pertumbuhan tanaman, penggenangan dan bera. Dijelaskannya pula aplikasi SIAP TANAM, yang mana dalam aplikasi ini penyuluh, petani dan masyarakat pada umumnya dapat mengakses informasi rekomendasi awal tanam, informasi ketersediaan dan kebutuhan air, informasi proyeksi luas tanam, kebutuhan pupuk serta benih, dan rekomendasi varietas tanaman pangan. Data dapat dimanfaatkan untuk mempersiapkan rencana tanam beberapa komoditas pertanian, seperti padi, jagung, dan kedelai.
Pada sesi akhir pemaparannya, Muchtar menjelaskan aplikasi Web Gis dan Smartphone (ArcGIS Field Maps) sebagai alat utama dalam pengumpulan data spasial di lapangan. ArcGIS Field Maps, lanjut Muchtar, merupakan aplikasi mobile yang memungkinkan pengguna melakukan pengambilan data spasial (poligon lahan sawah) secara langsung di lapangan menggunakan perangkat smartphone. Aplikasi ini telah digunakan dalam berbagai kegiatan verifikasi dan pemutakhiran data lahan sawah, termasuk dalam mendukung program Luas Baku Sawah (LBS) dan kegiatan pendataan lahan pertanian lainnya.
Peserta sangat serius dan antusias dengan materi yang disampaikan karena semua materi yang disampaikan narasumber merupakan hal baru bagi penyuluh, petani dan Babinsa.
Melalui pendampingan ini diharapkan dapat membantu dalam menentukan waktu tanam, memperkirakan OPT dan menyusun rencana antisipasi serta dapat memetakan lahan petani.