Dukung Program Swasembada Pangan, BRMP Sulteng Gelar Pelatihan Bagi Penyuluh dan Babinsa di Morowali
Morowali, 28 Agustus 2025 - Pendampingan program strategis Kementerian Pertanian dalam mendukung program swasembada pangan semakin gencar dilaksanakan BRMP Sulawesi Tengah dalam berbagai bentuk kegiatan. Salah satu yang sangat nyata adalah dengan menyelenggarakan pelatihan di beberapa kabupaten, termasuk di Kabupaten Morowali.
Pelatihan yang digelar BRMP Sulteng di Kabupaten Morowali dilaksanakan di ruang pertemuan BPP Bumi Raya, dihadiri sejumlah pejabat dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kab. Morowali yakni Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura, dan Kepala Bidang Penyuluhan, Perwira Seksi Teritorial Kodim 1311/Morowali, Pj Swasembada Pangan Kab. Morowali, Fungsional BRMP, Babinsa, penyuluh dari Kecamatan Bungku Timur, Bungku Tengah, Bumi Raya dan Wita Ponda.
Kepala BRMP Sulteng yang diwakili Pj Swasembada Pangan Kab. Morowali, Tina Febrianti, SP., M.Sc, menyampaikan pendampingan program strategis KEMENTAN ini merupakan salah satu bentuk dukungan Kementerian Pertanian dalam upaya menyukseskan Asta Cita Presiden demi mencapai swasembada pangan. Selain itu menurut Tina, program ini juga mendukung Nawa Cita Gubernur Sulawesi Tengah Berani Panen dan Berani Makmur.
“BRMP Sulteng merupakan penanggungjawab kegiatan swasembada pangan di Sulawesi Tengah utamanya yang terkait dengan kegiatan luas tambah tanam (LTT) padi reguler, padi lahan kering, dan cetak sawah. Khusus di Kabupaten Morowali sendiri mendapatkan program LTT reguler dan padi gogo,” ujarnya.
“Khusus padi gogo kami harap bantuan dari semua pihak, kiranya bantuan benih padi gogo seluas 196 hektar segera dilakukan penanaman sebelum 30 September 2025”, pungkasnya.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kab. Morowali yang diwakili oleh Kepala Bidang Penyuluhan Syamsul Arifin, SP, dalam sambutannya mengapresiasi BRMP Sulteng yang terus melakukan pendampingan dan pengawalan di Kab. Morowali, selain untuk mendorong LTT juga meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan penyuluh dengan informasi-informasi terbarukan.
“Terkait dengan Padi gogo yang 196 ha kami terus berusaha mendorong agar dilakukan penanaman, dan kami juga mohon bantuan TNI untuk dapat mengawal agar penaman dapat segera terealisasi”, ucapnya.
Syamsul juga mengingatkan para penyuluh yang akan beralih ke pusat untuk dapat menyesuaikan pola kerja pusat dalam mendukung swasembada pangan, salah satunya dengan terus mendorong penanaman dan pelaporan LTT baik padi sawah maupun padi gogo”, pungkasnya.
Merespon harapan itu, Perwira Seksi Teritorial Kodim 1311/Morowali, Kapten Sukamto, menyampaikan bahwa TNI khususnya Kodim 1311/ Morowali siap berkolaborasi dan bersinergi untuk mengawal program swasembada pangan. Ia juga meminta kepada seluruh Babinsa aktif berkoordinasi dengan kepala BPP dan PPL untuk mengawal dan segera melakukan penanaman padi gogo yang harus diselesaikan sebelum 30 September 2025.
Kegiatan pelatihan sendiri diisi dengan materi-materi seperti Teknologi Jajar Legowo, Budidaya Padi Lahan Kering, Pemetaan Lahan Pertanaman Padi Menggunakan versi web gis dan smartphone, Sistem Informasi Standing Crop (SISCrop 2.0) dan Sistem Informasi Adaptif (siap tanam) oleh narasumber dari tim fungsional BRMP Sulteng.
Dalam pemaparannya, narasumber menjelaskan prinsip sistem tanam jajar legowo, tipe dan keuntungan jajar legowo, cara ubinan dan prosedur pengambilan sampel ubinan. Selain itu, diperkenalkan pula tentang komponen teknologi pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) padi gogo.
Materi-materi lainnya yang juga disampaikan dalam pelatihan adalah cara akses Siscrop 2.0 untuk mengetahui data fase pertumbuhan tanaman, penggenangan dan bera, serta aplikasi siap tanam yang menyajikan data rekomendasi pemupukan, varietas, maupun OPT yang sering menyerang.
Dari informasi-informasi yang telah disampaikan tersebut, para penyuluh diharapkan dapat menghitung potensi tanam dengan data pada Siscrop, serta juga dapat membantu penyuluh dalam menyusun rencana tanam.
Seluruh peserta sangat antusias mengikuti pelatihan, terutama pada saat melakukan praktek langsung membuat polygon.
Adanya pelatihan ini diyakini data target LTT dapat dihitung berdasarkan potensi lahan, penerapan budidaya padi yang baik dan benar, laporan LTT dan panen dapat didukung dengan poligon.